Senin, 05 September 2011

Kokoro no Uta Part 4 - The Last

Title : Kokoro no Uta
Author : Ffe Marionette
Genre : Romance, Friendship
Cast : Morimoto Ryutaro, Suzuka Hotaru, Fukuda Kanon, Kikuchi Fuma
Summary : Kisah cinta yang rumit antara keempat anak diatas :p

oiya, tulisan italic berarti flashback =))

“Ryu, kapan kau akan mengatakannya?” tanya Kanon pada Ryu yang sedang berdiam diri di kelas setelah ia selesai piket.

“Kau bilang hari ini kan?” kata Kanon lagi.
“Ya, kita sudah janjian akan bertemu di gerbang..” jawab Ryutaro sembari tersenyum.
“Hm? Lalu kenapa kau kelihatan tak bersemangat?”
“Aa.. tidak, tidak apa-apa kok. Yasudah, aku pergi dulu ya.” Kata Ryu sembari berjalan ke arah pintu. Ia berhenti sejenak dan berpaling menatap Kanon.
“Ganbatte, ne. Ryu-chan.” Kanon memberi semangat. Ryu tersenyum tipis dan melangkah pergi.

“Hota-chan dimana ya..?” gumam Ryu mencari keberadaan Hotaru.

“Hota-chan..? Hota-chan, kau dimana?” Ryu memanggil-manggil. Tidak ada jawaban.

“Hota-chan, ini tidak lucu. Ada hal penting yang harus kubicarakan.” Tetap tak ada jawaban. Teleponpun tidak diangkat. Jalanan sudah mulai sepi.

Ryu sudah menunggu selama 1 jam disana, namun tetap saja tidak ada tanda-tanda kehadiran Hotaru. Ryutaro mulai cemas. Ketika hendak mencoba untuk menelepon Hota lagi, Ryu menyadari bahwa baterai ponselnya habis. Ia takut jika pulang nanti Hotaru malah datang. Tetapi setelah beberapa menit berpikir, Ryutaro memutuskan untuk pulang, siapa tau Hotaru ternyata sudah ada di rumah.

“Tadaima..” seru Ryu sesampainya di rumah.
“Okaeri, Ryu.. aah.. kupikir kau bersama dengan Hota-chan..” sambut okaasan dengan raut wajah cemas, matanya merah sepertinya habis menangis.
“Aku tidak bertemu dengannya, ada apa kaasan? Kenapa menangis..?” tanya Ryutaro bingung. Okaasan tak menjawab dan tetap menangis.

“Kaasan.. ada apa dengan Hota..?” Ryutaro langsung memahami keadaan.

“Dia..—“

-----------------------


“Ryu..” Kanon berdiri disamping Ryu yang tengah menunduk gelisah.

“Terlambat.. Sudah terlambat..” desis Ryu dengan begitu pelan, air matanya menetes begitu saja.
“Kemarin aku ingin memberitahumu, tapi ponselmu tidak aktif.. jadi aku menelepon ke rumahmu.. Ryu..” Kanon menepuk-nepuk punggung Ryutaro, berharap rasa sedih lelaki itu bisa berkurang walaupun ia tau tak akan semudah itu.

“Dia.. tertabrak truk yang melintas ketika hendak memotong jalan di tikungan.. Sepertinya dia pergi ke Pet Shop dulu karena tangannya menggenggam bungkusan berisi makanan.. hamster.” Jelas Kanon lagi.
“Salahku, sudah pasti ini salahku.. Kalau saja aku tidak datang terlambat.. seandainya aku datang lebih cepat, mungkin dia tidak akan..” kata Ryu terbata.
“Sssh, ini bukan salahmu.. jangan salahkan diri sendiri seperti itu..” Kanon berusaha membujuk.
“Aku.. aku.. perasaanku tidak akan pernah tersampaikan selamanya..” Ryutaro memandang bunga lili putih yang digenggamnya sejak tadi.
“Ryu.. Ayo, saatnya memberikan bunga.. untuk perpisahan terakhir.” Ajak Kanon tetapi Ryutaro menepis lengan Kanon.

“Perpisahan terakhir..? Aku tidak ingin ada perpisahan terakhir..” Ryu menghapus air matanya. Kanon hanya diam, menunggu kelanjutan kalimat darinya.

“Sayonara wo suru maeni.. watashitachi kara kimi e.. kansha no kimochi ni, magokoro wo komete.. todoketai yo.. kono uta.. kyou kimi to watashitachi ga.. ikutsu yume wo mita darou.. kazu kazu no bamen, ironna omoide.. zenbu hikari kagayaku with you..” Ryutaro menyanyi pelan sembari meletakkan bunga di sisi jenazah Hotaru.

“Suzuka Hotaru.. aishiteru..” kata Ryutaro sembari mengelus lembut pipi Hotaru yang terasa begitu dingin. Kanon tak dapat menahan rasa harunya, ia menangis ketika Ryutaro mencium Hotaru yang sudah tak bernyawa.

“Semoga lagu ini dapat tersampaikan padamu di alam sana..” bisik Ryutaro di telinga Hotaru.

---------------------------

3 years later..

“Ryutaro!” seseorang berteriak memanggil Ryutaro yang sedang asyik bermain NDS di taman kampus. Rupanya kebiasaan lamanya belum juga hilang. Lelaki itu menoleh dan mendapati seorang gadis, Kanon, sedang berlari kecil menghampirinya.

“Maaf lama menunggu.” Kata Kanon sembari ikut duduk di samping Ryutaro.
“Tidak apa-apa kok.” Ryu tersenyum pada kekasihnya itu.
“Etto.. kore.” Kanon menyodorkan sebuah buku tebal kepada Ryutaro.
“Apa ini?” tanya Ryutaro bingung. Ia menerimanya dan mengamati buku yang bersampul warna biru muda itu.
“Buku harian.. milik Hotaru. Kau harus membacanya,” jawab Kanon. Ryutaro terdiam sejenak.
“Nande..?” kata Ryutaro akhirnya.
“Karena aku yakin dia pasti sangat ingin kau membacanya.” Jelas Kanon sembari menyunggingkan senyuman tipis. Ryutaro menatap lama buku harian itu.

----------------------------

Ryutaro duduk di depan meja belajarnya dan mengeluarkan buku harian milik Hotaru dari tasnya. Perlahan ia membuka satu persatu setiap halaman yang ada disitu. Dadanya mulai menyesak ketika membacanya, untuk yang kesekian kalinya air matanya menetes.




2 Juli

Saat yang paling aku nantikan adalah ketika pulang sekolah. Karena Ryutaro akan menggenggam tanganku dan kami berdua akan berjalan pulang bersama. Tadi aku berkata padanya bahwa sekarang dia sudah menjadi lebih kuat dari yang dulu. Hihihi, aku sempat geli mengingat dulu dia selalu ada dibelakangku minta perlindungan. Tapi sekarang malah terbalik, dialah yang selalu ada didepanku, melindungiku. Yaampun, sekarang dia tinggi sekali! Dan semakin tampan tentunya, hahaha.. Ya, aku sangat menyukainya. Besok aku akan menyatakan perasaanku padanya. Aku jadi deg-degan..




3 Juli

Fuma memintaku untuk membantunya menembak Kanon, gadis dari kelas sebelah. Ketika aku jawab iya, dia langsung memelukku! Ah, semoga Ryutaro tidak melihatku! Aku malu sekali.. Tapi setelah itu, setiap kali aku mengajaknya bicara, dia selalu ketus menjawabnya. Sepertinya dia marah padaku, tapi kenapa? Apakah aku sudah melakukan kesalahan? Aah.. aku tidak tau apakah aku tetap akan menyatakan perasaanku padanya atau tidak.. bagaimana ini??


6 Juli

Sekarang Ryutaro begitu dekat dengan Kanon. Rasanya sedikit miris. Apalagi setelah aku melihat mereka sedang duduk berdua seperti itu.. Ryutaro juga semakin ketus padaku.. Aku jadi tidak berani bertemu dengannya.. Apakah aku ini seorang pengecut..? Mungkin Ryu memang menyukai Kanon, apa boleh buat.. Aku akan bicara dengan Fuma besok..


8 Juli

Tidak kusangka, hari ini aku membolos. Aku malas sekali datang ke sekolah, karena aku akan bertemu dengannya. Wajah itu, Ryutaro. Wajah orang yang sangat kucintai, tapi ternyata ia sama sekali tak mempunyai perasaan sepertiku. Aku melihatnya menembak Kanon di taman kemarin. Oke, aku bisa menerimanya. Tapi sepertinya dia sudah tak mau menganggapku sebagai sahabatnya lagi. Bahkan dia tak pernah mengajakku makan siang bersama lagi.  Itu sungguh menyesakkanku. Tapi bagaimanapun juga aku akan tetap menyukainya.


9 Juli

Hari ini aku masuk ke sekolah dan mencoba bicara dengan Ryutaro. Tapi hasilnya sama saja, dia tetap ketus padaku. Dan ternyata penyebabnya adalah dia mengira bahwa aku pacaran dengan Fuma! Yaampun Ryu, kenapa kau bisa kepikiran seperti itu?? Kau tak mau mendengarkanku?? Tak apa jika kau lebih menyukai Kanon daripada aku, tetapi setidaknya tetaplah menganggapku sebagai sahabatmu. Karena aku.. sungguh-sungguh mencintaimu. Aku rela kau bersama Kanon asal kau bahagia. Kanon memang jauh lebih baik dariku, dia cantik dan juga pintar. Sedangkan aku? Aku hanyalah seorang gadis tomboy yang sikapnya seperti preman. Aku tau tentang hal itu, aku sangat mengerti.


10 Juli

Ryu bilang dia ingin bicara denganku. Aku senang sekali. Kira-kira apa ya yang ingin dia sampaikan padaku? Tidak sabar!



Ryutaro menutup buku harian itu dan menangis sejadinya, menyesali kebodohannya 3 tahun yang lalu. Kanon benar, Hotaru selalu mencintainya. Namun setidaknya ia tak menyesali perasaannya dulu. Ia tak menyesal pernah mencintai Hotaru. Ia juga tak menyesal telah menjadi sahabatnya. Justru ia merasa beruntung karena pernah merasakan genggaman lembut dari sahabat yang dicintainya selama bertahun-tahun itu. Walaupun kini genggaman itu sudah menjadi kenangan. Kenangan yang begitu indah.

Ryutaro menghapus air matanya. Dalam hati ia berjanji akan membahagiakan Kanon, demi Hotaru.

Ia membuka halaman terakhir buku harian itu dan menemukan sebuah foto yang dibaliknya terdapat beberapa kalimat yang membuatnya tersenyum haru.

Aku dan Ryutaro, sahabatku, cinta pertamaku.”
“Aku senang Ryutaro mau bersahabat denganku.”
“Aku menyanyikan sebuah lagu untuk sahabatku, Ryutaro. Lagu dari hatiku untuknya. Apakah dia bisa mendengarnya?”

“Ya, aku bisa mendengarnya lho.. Bagaimana denganmu? Apakah kau juga bisa mendengarkan lagu dari hatiku untukmu, Suzuka Hotaru? Sahabat pertamaku, cinta pertamaku.. Aku selalu mencintaimu.”




~OWARI~



Membayangkan diri sendiri mati itu sungguh menakutkan ya.. #plak #salah

Comment are love yaaaaaa :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar